Ideologi yang Diperselisihkan

Pengantar

Lama gak nulis di blog, akhirnya memutuskan mempublish postingan “berat” ini..

Sok berat… :mrgreen:

Begini,

Seperti halnya beberapa dari anak bangsa ini yang tak lagi malu-malu bahkan cenderung “rakus” mencontek setiap temuan potongan2 ideologi barat akibat terkesima dengan (konon) kesejahteraan dan kemajuan peradaban di sana, maka tidak semestinya ideologi “asli” negeri ini dikritisi-ulang hanya gara-gara sekian lama tidak juga berhasil membawa ke arah kemajuan dan peradaban yang jelas.

Ideologi asli ?

Tidak semestinyakah atau justru seharusnya [dikritisi] ?

Lalu apa sebenarnya ideologi di negeri ini yang belum juga membawa kemajuan yang cukup berarti itu ?

Heboh ideologi

Ada yang berkata,”ideologi negeri ini adalah nasionalisme”. Ah bukan, nasionalisme cuma alat sebagian partai untuk merayu rakyat agar terkesan mereka berpihak pada bangsa dan rakyat “bodo-bodo” ini.

Yang lain berkata,”Ideologi negeri ini pancasila”. Benarkah ? Lalu  kapan ia memperlihatkan kesukses-manfaatan seperti fenomena ideologi barat yang menjadi diagung-agungkan karena [konon] sukses dan besar manfaat itu.

Sebagian lagi meneriakkan ideologi negeri ini harus Islam. Berkaca pada pemeluk agama di negeri ini yang mayoritas muslim, lalu “kenapa tidak ?”, katanya sih begitu. Tapi kritik tentang bercampurnya hakekat ideologi inti ini dengan tradisi arab perlu disikapi dengan pemilahan yang syar’i atau sesuai aturan-NYA.

Heboh ideologi. Ideologi yang dihebohkan.

Lalu apakah ini penting banget ya ? 😆

Beberapa Tawaran Solusi

1. Skala prioritas

Mengacu ke metoda rasulullah, apakah beliau memulai perjuangan membangun peradaban ini dengan ideologi.

Lalu apanya rasulullah yang hendak ditiru ? Apanya beliau yang masih kita tiru ?

Tidak diperbolehkan kah meniru hikmah skala prioritas nya ?

Prasangka : Adakah ideologi ini akan memberangus perbedaan ?

2. Teori Moderat

Ada yang mengambil jalan tengah. Mengutip antara ideologi religi dan nasionalisme (kebangsaan). Apakah ini berhasil ?

Prasangkanya : Apakah bukan cuma kamuflase (kedok) demi menampung semua aspirasi.

3. Konsep Alokasi

Idenya adalah menempatkan sesuai pada tempatnya. Idenya sih begitu. Misal, menggunakan ideologi religi pada aktivitas reliji (keagamaan) saja, menempatkan ideologi nasionalis pada aktivitas kebangsaan saja, dstnya.

Prasangka : Kesannya kok gak jelas gitu ya ? Atau justru sangat jelas.

Kesadaran

Akhirnya nyadar juga.

Di tengah berbagai problem bangsa seperti ini. Kemiskinan sebagian besar rakyatnya, kelaparan dimana-mana, kebodohan yg sangat kentara, sikap saling curiga, penderitaan akibat bencana dan seterusnya.

Ah,

apakah masih pantas ideologi itu terus diperdebatkan, dipeributkan.

Toh berdebat tak pernah mengubah ideologi (pandangan) orang lain, cuma memperbesar persoalannya.

Tunjukkan kerja hebatmu, pasti ideologimu diperturutkan.

Tunjukkan !

Seperti rasulullah yang akhlak (kerja/amal) nya diteladani.

Bukan gila kata – yang membantai para pekerja.

Kita tunjukkan aja, ya. 🙂

4 komentar di “Ideologi yang Diperselisihkan

  1. Makanya, blog saya memilih untuk mencoba merumuskan ideologi NASIJO = nasionalis – islam – jowo. Ttg Jowo-nya sih, hanya sekedar utk tidak melupakan asal-usul tradisi setempat di mana saya lahir dan dibesarkan. Sdg-kan utk sesama anak bangsa yg lain, ya artinya = jangan melupakan budaya asal tinggalan leluhur, deh. 🙂

  2. @Kang Nur
    Atas anjuran jangan lupakan setiap kebaikan dari nilai-nilai luhur tentu ini gebrakan yg luar biasa. 🙂

    @doelsoehono
    Setuju sih. 🙂
    Tapi setuju jugakah anda bahwa adat istiadat itu ada yg baik (pantas diteruskan) ada juga yang kurang baik (layak ditinggalkan) ? 😉

Tinggalkan komentar