Muhammadiyah vs NU : Siapa tradisional, siapa modern [?]

PRAKATA

Semacam Biografi Islam[ku]

Yang menulis postingan ini (Saya, Herianto) menjalani pendidikan dasar (SD) dan ibtidaiyah di sekolah berbasis NU. Pagi SD, siangnya ibtidaiyah di Lembaga Pendidikan berlabel Al-jami’atul Washliyah yang disebut berbasis NU tadi. Sebenarnya [mnurut saya sekarang, CMIIW] lembaga pendidikan ini tidak benar2 turunan/cabang dari NU, tapi keberpihakan terhadap mazhab Syafi’i dan kecendrungan membiarkan (tak meneruskan/menyempurnakan) bekas jejak (marhalah) dakwah “Wali Songo“, membuat saya tergoda untuk memasukkan Lembaga Pendidikan ini ke kelompok NU (NU like, sekali lagi CMIIW). Lalu pendidikan tingkat SLTP saya jalani di sekolah Muhammadiyah. Kalo ini saya yakin benar Muhammadiyah-nya, makanya tidak pake istilah “berbasis“ Muhammadiyah. Seperti yg kita ketahui, Muhammadiyah tidak menyandarkan diri ke salah-satu Mazhab Fikih yang ada, walaupun secara tersirat [menurut saya] kecondongan itu ada juga (ke Mazhab Maliki atau Hanafi ya? CMIIW). Lalu pendidikan selanjutnya (SLTA, Sarjana, Pascasarjana) saya ikuti di sekolah2 umum/sekuler (tidak berbasis agama).

Gejolak

Ada gejolak yang “tak nikmat“ yg saya rasakan di masa2 awal perkembangan pemahaman keagamaan (di sekitar usia 6 s/d 15 tahun). Ini berkaitan dengan perbedaan faham ke-“NU“-an Al-jami’atul Washliyah dan Muhammadiyah. Ada konflik, debat [kusir], saling sikut[-sikat], bahkan di tingkat grace root “grass root” terjadi aktivitas berantem alias tonjok2 an antar pendukung masing2. 😦

Kekaguman dan Kebencian

Sampe sekarang (alhamdulillah) saya masih mudah mengingat guru2 [agama] yg saya kagumi di masa-masa itu seperti berikut (sambil mengenang) : [Alm] Mu’allim Bajolli/Panusunan (pengajaran nahu-syaraf ustadz ini sampe sekarang masih mbekas, insya Allah), Mu’allim Husein (sekitar sebulan lalu di walimahan adik ktemu ustadz ini, sudah puluhan tahun tidak bertatap muka, subhanaLlah ustadz tidak lupa), Mua’llim/ustadz Yunus (Beliau ini dulunya termasuk ustadz muda, sekarang kabarnya sudah jadi Pengusaha sukses dan Politikus kawakan dari PPP di Sumut, masih dakwah kan ustadz ?), Mua’llim/ustadz Adek (Beliau ini juga di masa itu masuk kelompok ustadz muda, subhanaLlah ustadz ini bertahan/istiqamah di Sekolah lama saya itu sampe sekarang), dan [alm] bapak Yauman BY (Bapak ini guru sekaligus paman saya, “Ma’af maketek/keluarga, saya gak sempat menghadiri pemakaman itu, semoga Allah melapangkan peristirahatan dan menerima dengan ridha-NYA. saya sudah menerima jejak tulisan tangan langsung maketek tentang Islam dan Muhammadiyah yg belum sempat terpublikasikan itu). Dari yang tersebut di atas yaitu Mu’allim Panusunan, Mu’allim Husein, Mu’allim Yunus dan Mu’allim Adek adalah ustadz-ustadz dari pendidikan Al-jami’atul Washliyah (NU like), sedangkan bapak Yauman BY dari pendidikan Muhammadiyah. Kenapa lebih banyak mencantumkan (baca:mengagumi) ustadz-ustadz yang dari non Muhammadiyah, padahal pemikiran antum sekarang lebih dekat ke Muhammadiyah ? Jawab saya,“ Karena saya belajar di Pendidikan Al-jami’atul washliyah (NU like) tersebut secara formal bisa dikatakan terjalani selama 12 tahun (6 tahun paralel, SD+ibtidaiyah), sedangkan di Muhammadiyah hanya 3 tahun formal.

Tentu ada bahkan lebih banyak lagi mu’allim/ustadz/guru yang saya pantas kagumi di masa-masa itu. Tapi katakanlah, yang tersebut di atas adalah yang lebih membekas.

Di masa-masa ini terjadi kontradiksi antara kekaguman dan kebencian yang menimbulkan gejolak pribadi saya atas ’pemahaman’ tentang Islam. Saya (Herianto muda) seperti dipaksa (waktu itu) untuk memahami segala yang terjadi dengan arif. Tapi saya gagal. Fenomena gontok2 an antara 2 (dua) kelompok pemahaman itu (Alwashliyah vs Muhammadiyah) menoreh rasa kebencian khusus. Benci pada mereka2 yg bertikai “faham“.

Sayangnya kebencian itu tidak tersalurkan secara normal. Yang terjadi adalah saya jadi membenci apa pun formalitas bentuk implementasi Islam (katakanlah seperti jilbab, janggut, jidat istilah anak2 sekarang). Di tatapan mata saya semua itu seperti ”kemunafikan”. Apalagi setelah itu saya masuk ke SLTA sekuler (STM Negeri Pematangsiantar, Negeri Batak), dimana komunitas non muslim (di tempat itu) lebih berkuasa. Opini2 negatif tentang Islam yang digulirkan teman2 non muslim di sana, ditambah dengan kenangan ketidak-akuran antar kelompok Islam sendiri, cukuplah menjadi dalih bagi saya untuk menggemari pemahaman (buku2) sekuler yang sama sekali tidak meng-kaitkan pembahasan apa pun dengan masalah2 keagamaan. Untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan tentang ‘moral’ dan pengembangan diri, saya hanya mau membaca (kebetulan hobinya membaca nih) buku-buku yg tidak mengkaitkan pembahasannya dengan agama. Bagi saya agama (waktu itu) adalah, BUSYET … Pencipta “konflik” [?]. Astaghfirullah…

PEMBAHASAN

Bukan Waktunya

Pesatnya perkembangan (penyebaran) pemahaman/pemikiran keagamaan (Islam) akhir-akhir ini sebenarnya [semestinya] menyiratkan satu kesimpulan, bahwa bukan saatnya lagi menghadapkan face to face antara : Muhammadiyah dan NU. Kenapa ? Karena [menurut saya, merujuk pada fiqul waqiyah] permasalahan nyata ummat [Islam] saat ini [kontemporer] yaitu tentang ketertinggalan ummat dalam banyak hal baik di pengamalan ajaran Islam itu sendiri maupun kancahnya di kehidupan ini, jauh lebih prioritas untuk dihadapi bersama, ktimbang ribut2 [misal semacam debat kusir apalagi debat kasar] yang tidak jelas manfaat dan penyelesaiannya.

Lalu Kenapa Judulnya ?

Ada satu hipotesa yang saya setujui yang menyatakan bahwa : pada suatu ketika setiap kelompok (pemikiran, jema’ah, gerakan) ummat yang ada saat ini akan mencapai satu titik kesimpulan (wasilah,manhaj) yg sama dari sejumlah perbedaan yang [masih] mereka miliki saat ini. Hipotesa ini [menurut saya] didukung oleh perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat yang membuat ruang dialog (fasilitas saling pengaruh) semakin nyata, dekat dan meng-global.

Postingan ini hendak memperlihatkan bahwa batas-batas perbedaan antara Muhammadiyah dan NU (dalam hal gerakan pemikiran) semakin tak kentara, yang sekaligus dapat jadi rujukan dan/atau bagian fakta awal atas hipotesis di atas.

Muhammadiyah vs NU : Siapa modern, siapa yang kolot ?

Dahulu muhammadiyah dikenal sebagai organisasi (gerakan) Islam yang lebih modern ketimbang NU yang disebut2 organisasi Islam Tradisional. Ini sering dijadikan premis yang [kadangkala] dimanfaatkan oleh teman2 Muhammadiyah untuk memperlihatkan bahwa kelompoknya lebih baik (baca : lebih maju/modern). Kenapa ? Karena Muhammadiyah merasa lebih menggunakan pemahaman terbaru dalam hal pemikiran keagamaan [Islam] yang tidak condong ke mazhab tertentu (Entah kenapa sikap netral ini dahulu menjadi dianggap pilihan orang2 modern) dan lebih membuka pintu ijtihad (peran akal) di dalam fatwa2 keagamaannya. Lalu NU, kesan dominasi para Kiai (teokrat ?) dan optimalnya penggunaan kitab kuning (warisan ulama masa lalu) membuat kelompok ini wajar dimasukkan ke kelompok tradisional waktu itu.

Lalu apakah dikotomi seperti ini sekarang masih relavan ?

Ketika istilah Islam kontekstual diperkenalkan, dikotomi seperti ini mulai mencair. Fakta dan sejumlah kajian justru memperlihatkan bahwa Islam model NU jauh lebih kontekstual dibanding Islam model Muhammadiyah, yang justru bisa saja disebut lebih literal. Lalu ketika aliran kontekstual dikait2kan dengan suatu pemahaman yang modern dan literal dianggap sebagai pemahaman yang sifatnya ketertinggalan (kuno), maka dikotomi di atas menjadi berbalik. Muhammadiyah menjadi tradisional dan NU justru yang modern. Fenomena keterbalikan skor ini menjadi bertambah tajam ketika orang2 NU mengaku bahwa Islamnya adalah Islam substantif dan yang lain [kbanyakan] Islamnya masih Islam simbolik. Akibatnya bertambahlah “kecongkaan“ atas “pengakuan” ke-modern-an si NU. Ini wajar karena akibat dari julukan kekolotan (tradisional) sebelumnya membuat keterperanjatan mereka atas “titel baru“ modern itu membentuk sinyal “impuls“.

Selanjutnya ketika aliran dengan klasifikasi modern dianggap sebagai sesuatu yang lebih baik, maka sejumlah anak2 muda masa kini mulai mengalihkan perhatiannya ke Islam model NU. Istilah mereka Islam yang lebih meng-Indonesia dan tidak sok kearab-araban. Kelompok anak2 muda dari NU sendiri akhirnya membentuk grup (karena ternyata sebagian kiai NU merasa terusik dengan gebrakan mreka) yang [tentu saja] demi optimalnya gerakan pemahaman mereka lalu mempopulerkan istilah : Islam Liberal. Secara struktural, gerakan ini berlabel : JIL. Teman2 lain ada yang mem-plesetkan ini dengan kepanjangan : Jaringan Iblis Liberal. Ada benarnya sih, karena akibat dangkalnya kedalaman akal2 an sebagian dari mereka, iblis pun menjadi lebih mudah memainkan perannya. Yah…, dari sini jadi ketauan nih aliran pemikiran saya. Tapi kenapa ? Berikut alasannya.

Kontekstual vs Literal

Pada akhirnya pemilik postingan ini harus memperlihatkan pijakannya. Netral ternyata tak mesti dikaitkan dengan kebaikan apalagi pilihan modern. Bukankah prilaku “Bunglon” dan “Netral” seringkali memperlihatkan hasil yang sama, yaitu : fenomena “cari aman”.

Begini,

Ada dua kelompok ekstrim dalam hal ini. Ada yang ekstrim kontekstual dan ada yang ekstrim literal. Gerakan Islam Liberal adalah representasi dari ekstrim kontekstual, lalu teman2 yang menyebut dirinya dengan pengikut Salafy adalah representasi dari Islam literal. Biasanya para pendukung Islam liberal protes bahwa tidak semua mereka dominan (murni) di gerakan kontekstual, sebaliknya justru jarang sekali teman2 Salafy yang protes tentang tuduhan terhadap ke-literal-an mereka. Kenapa ? Karena pada umumnya mereka tidak mau tau dengan istilah literal tersebut, apalagi [mnurut mereka] tidak ada rujukannya dari ulama2 masa lalu (as-salaf) yang mereka “kultuskan”.

Mengacu ke hipotesis tersebut di atas, kedua kelompok ini pun [dihipotesa] suatu ketika akan “keluar” dari pemahaman ekstrimnya masing2, lalu mencapai satu titik “syar’i” bersama, yaitu terjadinya : konvergensi antara metoda kontekstual dan literal.

Manfaat Kebebasan (Liberal)

Kebebasan semestinya bermanfaat, tetapi ternyata kbanyakan dimanfaatkan. Hakekat kelompok liberal sesungguhnya bukan masalah kontekstual semata, ilham dari gerakan mereka tentu seperti dari rujukan namanya : liberal (bebas). Entah darimana asal-muasalnya, mereka2 yang ekstrim dari kelompok ini menjadi menafikan kepentingan amar ma’ruf nahi munkar. Istilah-istilah seperti : Kebenaran adalah milik Tuhan, sesama manusia jangan mem-vonis, Siapa yang tahu batas akal, dan sebagainya, dan sebagainya, sering dijadikan dalih bahkan larangan bagi orang lain untuk berdakwah (amar ma’ruf nahi munkar). Mulanya mereka2 ini sekedar melarang (menyebar opini negatif) dakwah dengan kekerasan, lama kelamaan mereka2 yg ekstrim dari kelompok ini juga mencemo’oh dakwah dialogis, terutama ktika ketersudutan “vonis-syar’i” tak mampu dilawannya dengan argumen akal yang mengaku tak tahu batasnya itu.

Perhatikan bahwa postingan ini berakhir dengan melupakan tema dikotomi : Muhammadiyah vs NU di atas.

Pengakhiran

[1] Muhammadiyah dan NU adalah 2 (dua) kelompok/organisasi Islam terbesar di negeri ini, kemudian belakangan muncul juga kelompok lain dalam bentuk jema’ah dan/atau gerakan. Citra positifnya adalah mereka bekerja, sedangkan citra negatifnya adalah : adanya fenomena saling serang/melemahkan.

Munculnya kelompok2 lain di luar Muhammadiyah dan NU di negeri ini semakin mengukuhkan (mempertajam) citra positif dan negatif di atas.

Kriteria kbaikan dalam hal ini [tentu] adalah seberapa banyak amal shaleh yang sempat dilakukan (fastabiqul khairat) dan seberapa mau kelompok2 itu bkerja sama.

Bersikap “Netral” bisa saja baik, tapi kalo tanpa amal [shaleh] dan sekedar mencari aman, tentu gugurlah kbaikan itu. Banyak fakta membuktikan, bahwa sulit sekali beramal-shaleh dengan optimal tanpa kerja-sama atau tanpa keberadaan kelompok struktural tersebut.

[2] Dominan berpikir semata (minim kerja) akan membuat keberadaan kita sia-sia, sebaliknya dominan bekerja semata (minim pikir) akan membuat kita kelihatan “dungu” di kerja-kerja itu. Yang pertama tersebut, sepertinya mirip dengan prilaku “ekstrim kontekstual”, sedangkan yang kedua terkesan merupakan prilaku “ekstrim literal”.

[3] Lupakan ketajaman perbedaan di dikotomi : Muhammadiyah vs NU. Ada permasalahan akbar yang lebih urgen dikedepankan. Apa itu? Kebodohan dan ketertinggalan ummat.

Dengarlah caci maki ini,”Ummat [Islam] kebanyakan luar biasa bodoh2 nya”. Puas…, puas ?!!!

🙂

 

 

 

Tulisan ini dipublikasikan di Tidak Dikategorikan. Tandai permalink.

140 komentar di “Muhammadiyah vs NU : Siapa tradisional, siapa modern [?]

  1. Mmm, koreksi dikit Pak, yang bener “grass root” kan? Bukan “grace root”…

    Jadi ingat pas ditanyai salah seorang anggota lembaga dakwah di kampus dulu,
    “antum NU atau Muhammadiyah?”

    Bah!

  2. Sbagai orang NU aku justru baru tahu kalo ada landasan utk mmasukkan NU ke klompok MODERN.
    Makasih nih infonya, biar tak katai tuh si Muhamadiyah.
    Eh, gak boleh ya pak..
    Stuju, peace..

  3. @Wahyu
    Wah bagus Wahyu… saya setuju tuh ttg aqidah.
    Tapi ada lanjutannya lho …
    Aqidah itu hanya dapat diketahui/dibuktikan dari amalan kita, bukan [sekedar] dari catatan/kata2 maksudnya. Walau kita tercatat beraqidah muslim atau katakanlah ahlussunnah wal jama’ah, tapi kalo amalan-nya tak sesuai/mendukung, ya…

    Kabar alhamdulillah…
    Eh gimana UII dan bu Sri nya … 🙂

    @amd
    Ah mungkin penglihatan mas amd saja tuh, atau monitor mas amd yang error kali, lihat saja ke atas, kan benar tuh… 🙂

    #Ini istilah Padangnya: pintar2 jatuh. Apa kaitan dengan Padang ya ?#

    Sebenarnya saya mo bilang salah ketik, ah.. gak mungkin

    #Pantes aja Allah belum mengizinkan saya kuliah ke luar negeri …#

    Tks banyak atas koreksiannya… ditunggu koreksi2 selanjutnya.

    Kalo ditanya,”“antum NU atau Muhammadiyah?”. Jawab aja,” Saya manusia… atau lengkapnya amd juga…. manusia”.

    Emang mas amd berbentuk organisasi, manusia kan ? 🙂

    @Raden
    Pertandingan belum selesai mas Raden, jgn2 di babak [pemikiran] berikutnya, model Muhammadiyah kembali dikukuhkan ke-modern-an nya.
    Tapi apakah modern atau tradisional bukan kriteria KEBENARAN lho. Modern itu [mnurut saya] cuma ukuran kemampuan kita beradaptasi thdp realita. Realita kan tidak mesti KEBENARAN.
    Setuju juga… peace 🙂

  4. Kan kita sudah dibekali Qur’an dan hadits, memang sangat jelas jika saya membutuhkan orang/pihak lain dalam penafsiran Qurán dan hadits tsb tapi saya pribadi tidak pilih salah satu “ormas” yang ada.
    Menurut saya adanya “ormas” dengan aliran yang diusung masing2 kok malahan kesannya terdapat suatu pengkotak2an umat Islam ya.
    Pengkotak2an gak masalah asal kita bisa menyikapinya dengan benar, jadikan perbedaan tsb sebagai sumber belajar jangan sebagai sumber perpecagan.

  5. @deKing
    Wah, pak deKing di Belanda belajar matematika atau ilmu agama… Banyak pencerahan nih…

    Yang saya sampaikan maksudnya memang bgitu…

    Saya sih sekarang memang masuk dalam salah satu kotak/ormas itu. Masalah saya saat ini masuk dalam salah kotak itu menurut saya : ya rezeqi aja… 🙂

    Saya tidak seperti teman2 salafy yang langsung mem-vonis : “Kotak2 itu haram”

    #Semoga tesisnya lancar dan kembali pulang mbawa banyak pencerahan bagi negeri ini#

  6. Assalami alaikum wr wb. Mas Herianto apa kabar?, smg sehat selalu ya Mas. Numpang belajar nih Mas, sekalian silaturrahim dan kenalan. Selamat berjuang ya Mas,

    Herianto :
    Wa alaikum salam…
    Saya sudah liat site antum… saya malah banyak dapat pelajaran.
    Selamat bjuang juga ya …

  7. Heri nulis:
    [1] Muhammadiyah dan NU adalah 2 (dua) kelompok/organisasi Islam terbesar di negeri ini, kemudian belakangan muncul juga kelompok lain dalam bentuk jema’ah dan/atau gerakan. Citra positifnya adalah mereka bekerja, sedangkan citra negatifnya adalah : adanya fenomena saling serang/melemahkan.

    Sudah ada penelitian saling serang? Seberapa besar intensitas saling serangnya? Hati hatilah kawan, “menceritakan sesuatu saling serang” akan dimanfaatkan pihak lawan supaya terus tetap saling serang.

    Herianto :
    Bah kupikir ini SPAM tadi, rupanya kaunya itu, “BAH”.
    Muliate dongan, sudah mau berkunjung ke blog ku.
    Jazakallah atas peringatannya.
    Tapi berdasarkan pengalaman pribadi saya sejak kecil, dimana saya tumbuh dan berkembang, apalagi melihat fenomena di blog, antar aktivis Islam memang ada “fenomena” saling serang/melemahkan.
    Teman2 salafy baik di alam nyata maupun mlalui sarana blog ini lebih suka mengingatkan teman2 lain dgn “gaya” serang (ideologi)-nya sendiri. Teman2 yang HT cs sering mengingatkan dengan gaya bebasnya yg ada deh kesan menyerangnya thdp teman pks atau partai Islam lain. Teman liberal yang hanif juga kadang2 gagal mengingatkan teman2nya yg ekstrim liberal waktu mengkritik teman2 aktivis yg kolot dalam bpemahaman dan bjuang. Sebaliknya juga terjadi …
    Perbedaan kelompok antar aktivis Islam Ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi kelompok2 aktivis inilah yang nyata bekerja di lapangan yg tidak berkelompok justru cuma ngomong doang dan bangga dengan ketidak-bekerjaaannya itu, di sisi lain faktor fanatisme (ashobiyah) sulit sekali dihindari. Usulan kita semua adalah : fastabiqul khairat dan amal jama’i.

    Kawan2 yg lain (teman2 alumni yg ikut mbaca postingan ini) saya beritahu bahwa yang mberi komentar ini adalah : si Yunus Sinaga, sudah hebat dia sekarang kerja di Pertamina. Gmana kabar dakwah di daerah antum akhi… Semoga tidak blepotan dengan minyak2 kotor di Pertamina. 🙂

    regard;

  8. Assalamualaikum,

    Wach, yang namanya organisasi Islam itu setau saya malah memecah belah Islam, Knapa? (Tanya Kenapa???)

    Liat aja di Indonesia… gara2 dua organisasi ini (Muhammadiyah dan NU), Lebaran di Indonesia ada dua hari… dan itu hanya terjadi di Indonesia. Muhammadiyah hari ini, NU hari itu. Nah lho… gimana ini? Bagaimana jalan keluarnya??

    Begini… dari pada ngikutin “keegoisan” kedua organisasi ini, mending ikutin pemerintah… Karna Sunnahnya kita harus mengikuti pemerintah. Okey

    Wassalam

    Herianto :
    Ide yang hendak saya sampaikan adalah bahwa keberadaan kelompok di tubuh [ummat] Islam seperti : organisasi/struktur/jema’ah/gerakan memiliki 2 (dua) citra, yaitu positip dan negatip.
    Kelihatan anda hanya sekedar mlihat citra negatipnya saja…
    Bayangkanlah Islam tanpa keberadaan organisasi dan klompok terstruktur seperti itu, pikirkanlah siapa yg bekerja selama ini sehingga Islam atau amal Islam terlihat nyata dimana-mana…
    Keberadaan orang2 yang berjuang secara trstruktur adalah kwajiban (Al-Imran:104) di samping kita diminta agar berhati2 terhadap ppecahan (Al-Imran:103).
    Bersikap pertengahan tentu itu yg lebih baik…

  9. Maaf Pak Heri…
    Saya mau numpang OOT
    Mengingat perhatian dan pemahaman Pak Heri akan ilmu agama Islam, saya memohon tanggapan Pak Heri atas
    beberapa komentar di blog saya

    (oknum) Umat Islam Melakukan Blunder


    (setelah komentar tsb masih ada beberapa komentar lain)
    Terus terang saya sudah menanggapi komentar tsb semampu saya, tetapi mungkin Pak Heri mempunyai pendapat atau pertimbangan lain…demi Islam Pak 🙂

  10. Maaf Pak Heri…
    Numpang OOT lagi (soalnya tidak ada ruang tamunya sich hehehe)
    Saya ingin mengucapkan terima kasih karena Pak Heri telah berkenan berbagi pendapat menanggapi komentar di blog saya.
    Semoga saja tanggapan dari berbagai sudut pandang (saya, Pak Heri atau mungkin ada teman2 lain yang mau menambahi) bisa memberikan pencerahan bagi orang2 tsb (Z. Anas dan B.Ali)

    Herianto :
    Saya baru buat namanya : ruang lalu lalang. Beda ya dengan ruang tamu… 🙂
    Saya sudah liat2, orang2 itu memang kerjanya begitu …si ck benar.

  11. ndak mau masuk golongan manapun.
    ndak mau menggolong2kan.
    ndak suka juga digolong2kan.
    islam ya islam. agama yg diridhoi allah ya cuma islam, bukan islam-dengan-imbuhan-di-belakangnya.
    ikutan golongan tertentu juga nggak ada jaminan masuk surga.
    yg bisa masuk surga cuma 1 golongan: ya golongan yang memang disebut sebagai “golongan yg masuk surga”

    tapi itu belum ketauan di dunia. taunya nanti, kalo sudah dihisab.

    makanya di dunia ini saya ndak mau masuk golongan islam manapun yang ada-imbuhan-di-belakangnya.

    tentang serang2an, yg jelas saya masih sama kayak jaman dulu: cuma meradang kalo diserang duluan

    Herianto :
    Yang berkata,”Mari bergolong2 an siapa Joe”.
    Yang benar itu,”Mari bekerja sama, bersama2 bekerja”. Fastabiqul Khairat dan ber-amal jama’i.
    Atur barisan, rencanakan strategi dgn perhitungan yg matang.
    Kerja besar itu butuh banyak orang, Banyak orang itu agar optimal perlu diorganisasi, perlu tandzim.
    Dari sana lah muncul berbagai organisasi. Organisasi kan butuh nama.
    Kalo yang namanya berorganisasi itu bergolong2 an, dan bergolong2 itu diartikan perpecahan, maka terlaranglah itu berorganisasi. Tetapi kalo sekira berorganisasi itu ada manfaatnya, lalu ada juga mudharatnya, maka disanalah perlu berpikir, berpertimbangan, seberapa timbangan manfaat dan mudharatnya.
    Kalo besar manfaat teruskan, kalo besar mudharat tinggalkan.
    Lalu kalo ditinggalkan apa penggantinya ? Itu harus ada… berjuang.

  12. Hmmm, kalau mau ditanggapi entah dari mana akan dimulai. Makanya saya cendrung mengkampanyekan pluralisme saja. Yang dengan sepihak saya definisikan sebagai “sebuah faham yang mencoba untuk mengakui keberadaan the others dan rela terhadap realitas keberagaman di masyarakata”.

    OK, kenapa saya pikir pluralisme (dengan definisi saya) adalah jalan yang paling minim resikonya dan paling realistis?

    1. Isyu persatuan itu bagaikan pameo “bagai pungguk merindukan bulan”. Tahu sendirilah. Nabi sendiri sudah bilang koq kalau Islam akan terdispersi menjadi 73 golongan
    2. Memahami orang lain pun terasa sebagai impian muluk sekarang. So jangan diharap lagi jika kita mau memahami orang, lantas orang itu dengan sertamerta akan memahami kita. Lupakan sebelum anda kecewa.
    3. Toleransi itu adalah suatu hal yang layak dianggap “keajaiban dunia” atau “fenomena alam” yang sangat langka. Jadi jangan terlampau sering mengkhayalkan itu.
    4. Komunikasi. Hal yang terakhir ini kian hari kian hilang maknanya. Ia bukan lagi dialog. Namun hanya “dua buah monolog yang kebetulan pada prakteknya dilakukan secra saling berhadap hadapan” (faham khan maksudya)

    OK, saya sebenarnya bukan orang apatis yang terlanjur putus asa. Cuma, saya pikir tidak ada jalan lain. Ayo sama-sama bekerja di jalur masing-masing tanpa perlu saling toleh, saling tegur, saling sapa, saling hujat, saling kritik dan saling intip.
    Yang penting tidak saling tabrak dan tidak saling sikut.
    Jalan raya masih lebar kok.
    Gitu aja koq repot.

    Herianto :
    Ini namanya : Pluralitas di [pemahaman] pluralisme.
    [menurut saya] pemahaman pluralisme ada juga yg ekstrim.
    Tujuannya baik : Agar antar yang berbeda tidak terus2an cekcok (kasarnya : perang).
    Ekstrim metoda-nya : Sampe2 ada yang menganjurkan agar kita meyakini bahwa : Semua agama sama saja.
    Katanya,”Demi tidak berperangnya terus antar pemeluk agama”.
    Emang perang itu cuma gara2 agama. Gara2 berbeda bangsa juga ada, terus apa bangsa2 yg berbeda itu juga mau disamakan saja. Ah… ada2 saja ya ?
    Lalu fadli pun membuat pemahaman pluralisme “nya” sendiri.
    Bagus juga. Menambah pluralnya pluralisme.

  13. Herianto:::
    Ah, bapak kayak ga tau aja yg bilang kayak gitu itu siapa 😉

    Herianto :
    He he he…
    “Joe yuk buka klub atau semacam LSM pemasyarakatan komputer yuk…”
    Eh yang ngomong mari bergolong2 an dalam pemasyarakatan komputer siapa ?

    #Eh iya saya#

    Gak boleh ya buka klub kayak gitu ?

  14. Hahaha, jadi dialog itu cuma seremonial aja. Kalo dalam terminologi saya itu namanya latihan vocal
    Jadi sebenarnya keinginan untuk mencari kebenaran atau saling memahami (walaupun pada tingkat metodologi) itu hanya khayalan belaka.
    Makanya saya bilang, jangan terlalu berharap. Anda pasti kecewa koq pada akhirnya.
    Soekarno juga udah pernah ketemu masalah ini, dan ybs bilang golongan ini adalah golongan “kepala batu”

  15. @Fadli
    Ada yg bilang Soekarno gagal karena terkibuli : PKI, saya setuju. Apakah mereka termasuk yg “kepala batu”, yah terserah fadli dah…

    Kalo dibuat partai golongan “kepala batu itu”, jadinya : partai kepala batu… Jgn di singkat lho…

    Buat partai yuk…

    Si Joe pasti gak mau…
    Itu bergolong2 an katanya

    #Kata Joe,”Pokoknya sekali gak mau tetap gak mau#
    ….Ngarang

  16. lho, ini konteksnya ke arah agama atau kemana?
    jangan menafsirkan kata2 saya secara tekstual, dunk.
    jangan kayak “orang2 yang hobi menafsirkan sesuatu secara tekstual”, ah 😛

    *fitnes serajin apapun ya tetap ga bakal bisa melintas langit*

  17. @Shelling Ford
    Tingkat tinggi ya Joe…
    Wah, pake compiler apa nih…

    Compiler nya general, atau harus yg buatan Joe…

    Kamu biasa pake tool apa Joe kalo coding ?

    Photoshop ? 😀

  18. @Fadli
    Bahasa si Joe kan tingkat tinggi, jadi makna substansinya tidak bisa ditafsir pake compiler (cara berpikir saya) yg biasa2 saja…
    Saya nanya gmana dong Joe menafsirkannya, saya kayaknya pake compiler (cara menafsir) yang salah…

    Gito lo…

    #Eh kok jadi Fadli yang tekstual nih# 😀

  19. Tidak bisa menggunakan dalil surat Al Imran 103-104 untuk membuat sebuah organisasi.

    Ayat ini (al Imran 103) memerintahkan seluruh kaum muslimin untuk bersatu di atas jalan Allah dan melarang kita untuk berpecah-belah. Disebutkan dalam ayat ini, bahwa persatuan yang diperintahkan adalah persatuan di atas kitab dan sunnah atau di atas tali Allah. Barang siapa yang melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dialah yang memisahkan diri dari jama’ah kaum muslimin dan berarti dialah yang menyebabkan terjadinya perpecahan.

    Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra bahwa dia berkata: Rasulullah saw pernah menggariskan satu garis (di tanah) dengan tangan beliau seraya berkata: “Ini jalan Allah yang lurus”. Kemudian beliau saw menggariskan garis-garis di kanan dan kiri garis tadi dan berkata: “Ini jalan-jalan lain, tidak ada satu jalan pun di sana, kecuali ada setan yang mengajak kepadanya”. Kemudian beliau saw membaca ayat: wa anna hadza shirathii mustaqiiman fattabi’iuhu… (HR. Imam Ahmad, Nasa’i, Darimi, Ibnu Abi Hatim dan Hakim dan beliau menshahihkannya)

    Yang dimaksud adalah surat al-An’aam: 153
    “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa.” (al-An’aam: 153)

    Ayat ini pun mengajak umat Islam kepada persatuan dan melarang perpecahan, bersatu di jalan Allah dan jangan berpecah-belah dengan mengikuti jalan-jalan lainnya. Jalan Allah tersebut bukanlah satu organisasi, partai, kelompok atau firqah-firqah tertentu. Melainkan jalan yang Allah gariskan melalui lisan Rasul-Nya

    Herianto :
    Diskusi bgini mah sudah sering, tapi seringkali yang melarang prpecahan justru dia juga yang memunculkan ppecahan mlalui berbagai tuduhan dan pensesatan bbagai kalangan yg bbeda faham dengan-nya. 🙂

    Gak papa dah diladeni dikit :
    Mas2 yang berpendirian seperti di atas sekalian. Membacanya jangan sebelah mata dong, cuma melihat efek “perpecahan” doang. Apakah Al Quran tidak mngajarkan bekerja secara terorganisir, tertandzim dalam satu wadah yang rapi.
    Saya tidak mlihat kerja dakwah yg besar ini harus dikerjakan secara semrawutan…
    Keberadaan organisasi tak mesti dipandang sebagai perpecahan kan ? Fenomena dan kenyataan perpecahan itu memang ada, tapi adakah cara lain utk mendapatkan manfaat yg diharapkan seperti yg didapatkan dari keberadaan organisasi2 tsb?
    Bahkan cara yg kbanyakan anda ungkapkan dan realisasikan pun nyatanya tidak me-reduksi perpecahan dan apalagi memperbanyak amal…
    Kuncinya : Fastabiqul khairat dan ‘amal jama’i.
    Wallahu a’lam.

  20. Assalamu’alaikum warahamtullah. Apa kabar Pak Heri?

    Perlu diketahui bahwa perkara2 yg menyangkut kaum muslimin dan menyangkut keresahan orang2 secara umum adalah perkara yang harus dikembalikan kepada ahlul ilmi (para ulama). Sebagaimana yang Allah terangkan dalam firman-Nya yang agung (artinya): “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu).” (Q.S. An-Nisaa’: 83)

    Maka merujuklah kepada penjelasan dan bimbingan para ulama ahlus sunnah dalam perkara-perkara seperti ini. Wallahul muwafiq

    Terlebih masalah agama, kembalikan kepada Kitabullah wa sunnah seperti apa yang dipahami oleh para sahabat ridwanullahu alaihim jami’an.

    Akhukum fillah,

    Anto Abu Maulid-Pondok Gede

  21. Wa ‘alaikum salam wr wb

    JazakaLlahu akhi atas kunjungan dan pencerahannya…

    Yang saya rasakan adalah,
    Kita berada,
    antara masa lalu (salaf) dan masa depan (khalaf)…
    di antara idealita [Islam] dan realita [ummat] Islam
    antara fungsi pengabdian dan kekhalifahan
    antara nash (tekstual) dan kontemporer (kontekstual)
    antara keharusan berdakwah (jama’i) dan kewajiban beramal (fardhi+jama’i)
    antara sami’na wa atho’na dan keberfungsional akal [yang tidak mungkin berlawanan]
    antara dunia dan akhirat [dimana kpentingan keduanya tidak mungkin diabaikan]

    Dalam hal ini ada 2 kelompok yg mnurut saya timpang :
    [1] Orang2 yg sangat mbuka pintu ijtihad sehingga peran “nash” kadang diabaikan
    [2] Orang yg sama sekali menutup pintu ijtihad, sehingga peran kita di kontemporer terabaikan.

    Tapi saya pikir masing2 kita bisa menjadi saling pengontrol, teman2 salafy mengontrol dan mengingatkan tentang kepentingan nash (literal), sementara teman2 moderat MELAKUKAN kontrol agar teman2 lain jangan terlena agar tdk mengabaikan fungsi akal (kontemporer/kontektual).

    Sejumlah kisah dari generasi rasulaLlah, sahabat, tabi’in dan tabi’at memperlihatkan kalo peran nash dan ijtihad itu sama2 dibutuhkan. [walau hal ini sering diperdebatkan]

    Mekanisme saling mengingatkan kita memang belum berjalan optimal. Kalo tidak yg mengingatkan kadang yg keterlampuan bisa juga yang diingatkan pun memang sering kelewatan. 🙂

    Saya pikir konsistensi keberadaan ulama2 salafy yg diikuti teman2 salaf telah memberi fenomena tersendiri atas ummat Islam dan membentuk komunitas yg khas.

    Keinginan teman2 salafy agar ummat Islam mengikuti apa yg mereka telah ikuti adalah sama dengan apa yg diinginkan teman2 komunitas [jema’ah/organisasi] lain. Ruang gerak untuk saling berbagi perlu disikapi secara arif. Wallahua’lam bishawab..

    Akhukum fillah, Herianto

  22. Sejak dari Padang ana sudah mengenal sejumlah teman2 yg berpemahaman salafy. Ana juga mengenal sejumlah teman2 yang berdakwah melalui jema’ah tabligh.
    Ana sendiri pernah mengikuti sejumlah pengkaderan di Muhammadiyah (IMM), dan juga pengajian para ikhwan/pks.
    Setahu ana kbanyakan ikhwan di Padang dulunya berasal dari kelompok salafy dan jema’ah tabligh. kalo di sana teman2 salafy dulu banyak dari Unand. Diskusi2 perbedaan pemahaman dan cara2 berdakwah sudah sering ana ikuti. Jadi sekarang sudah malas aja dengan memperpanjang diskusi semcam itu.

    Oh ya, di awal2 kuliah di Padang bahkan ana sempat juga gandrung dengan pemikiran liberal, kagum dengan rasional dan ide kontekstualnya.

    Saat ini, insya Allah ana berdiri di kepentingan Islam. 😀
    “Demi kepentingan Islam” adalah jawaban normatif setiap kita yg terlibat dalam aktivitas di komunitas tertentu tsb.
    Tapi seiring dengan kterlibatan kita di dalam komunitas itu seringkali kita terjebak di demi kepentingan komunitasnya. Bahasa kita adalah demi kepentingan komunitas yg akan memperjuangkan Islam. Di sinilah peran kontrol antar kita. Mengingatkan demi Islamnya itu, kadang2 lupa. Ini kelemahan keberadaan komunitas tsb. Teman2 salafy menyebut fenomena “hizb” ya ? 🙂
    Tapi kalo sekiranya komunitas khusus tersebut tidak ada , seperti juga halnya komunitas salafy, lalu what next … ? Teman2 salafy dengan “jargon” anti penggolongannya pun tak lepas dari penyakit ini [sebagian].

    Saya mengerti kok bagaimana teman2 salafy tidak “menyukai” teman2 dari pks, tabligh, HT dan apalagi liberal. Tapi saya menganggapnya itu kontrol aja…

    Saya mbaca sejumlah majalah dari komunitas Islam lain yang walaupun saya tdk berada di komunitasnya, seperti halnya juga majalah teman2 salafy, HT dan Tabligh. Kalo sekarang ada blog maka saya bisa membacanya dari blog aja.

    Pengajian/liqo’ para ikhwan adalah kontinuitas tarbiyah yg saya teruskan. Pemahaman saya lebih dekat ke mereka.

  23. Pada kesimpulan pengakhiran, citra positip dan negatif saja malah sebenarnya tidak terlalu penting ya. Lebih penting lagi kalau citra positifnya terus saling bersinergi.
    Kedua organisasi ini, ditambah dengan organisasi lainnya telah melahirkan puluhan ribu sekolah Muhammadiyah, Ma’arif, Nu, Ponpes dalam beragam nama dan afiliasi. Memang lebih banyak berkutat di level pendidikan dasar sampai menengah. Untuk perguruan tinggi, Muhammadiyah lebih sedikit lebih maju.

    Namun, jelas sekali, kalau dilihat dari jumlah, kontribusi mereka itu sangat besar memajukan dunia pendidikan di negeri ini. Tanpa kehadiran sekolah-sekolah mereka di bumi indonesia, rasanya gempuran sekolah yang mengajarkan agar mengambangkan Islam akan semakin menjadi-jadi.

    Itu yang saya lihat …..

    Jadi betul kata Mas Her, berbuat itu juga harus lebih tampak.

  24. Ping balik: Konserpatip, pundamental, atau pluralis — Pilih Mana? « Sains-Inreligion

  25. bingung bingung aku bingung (edy silitonga)

    Herianto :
    Bingung ?
    Biar gak jatuh pegangan mas.
    Ada tali [buhul] yang amat sangat kuatnya (2:256), pegangan aja. 🙂

  26. hmmm ikut bingung neh,,,,,
    jadi menurut Pak Herianto harus memilih aliran yang mana???dan apa alasanya kalopun saya harus memilih aliran itu???

    • Modern belum tentu yang benar, banyak tuh orang2 muhammadiyah yang hanya pintar ngomong tapi klo di suruh ngaji gak bisa sama sekali, yah… macam mas angga ini

  27. NU di banten terlalu meng-kelas 2 kan muhamadiyah di dalam masyarakat…..padahal cara mereka masih tradisional,mereka mewajibkan yang sunnah dan cenderung mendekati pada kemusrikan……..

  28. Saya rasa tak masalah mau Muh atau NU.Toh semua memiliki dasar masing 2 yang memang gak boleh dipaksakan kepada orang lain.saya anak yang dibesarkan diantara 2 organisasi itu. keluarga saya pribadi adalah keluarga Muh .tapi, keluarga besar saya adalah NU.Dan itu tidak jadi masalah karena kami saling menghormati antara keyakinan atau dasar yang memang sangat berbeda.Yang jadi masalah apabila melakukan sesuatu tanoa dasar……………..jadi gak da salahnya kan mau Muh atau NU.Meskipun paham yang kita anut berbeda kita tetap saudara dalam agama kita.Jadi untuk apa repot.

  29. Gak usah jadi golongan yg mana jg gk pp.. cukup mengikuti yg diajarkan Alquran & Hadist kita dah Insyaaallah dijamin aman.. dan kalo dari dulu kita gk bermazab dah jelas islam gk bakal pecah ky sekarang karena banyak nambah2 ajaran

  30. capek dech…. kita mmg prlu berorganisasi unt brjuang. tp sayang ormas islam di negeri ini bukannya berjuang dmi Islam ttp mlh ribut2, dan saling menyalahkan. sementara itu tanpa disadari orang2 kafir mnertawakannya dan berusaha unt memurtadkan sebagian saudara kita yg seiman.

  31. Sudah saatnya sekarang kita cari persamaannya, bukan cari perbedaan. Selama kita mencari-cari perbedaan, yang muncul pada diri kita adalah kesombongan,kebencian dan fitnah. Na’udzu billah.

  32. Assalamualaikum wr.wb.

    Ulasannya saya rasa cukup bagus, dan mustinya teman2 sekalian yang sudah baca tulisan ini harusnya lebih bijak, bukan merasa lebih tinggi atau lebih rendah dari gol yang lain. Seperti saudara Raden dengan NU nya yang seolah2 ada pembelaan dan malah lebih mengecilkan kelompok yang lain. Jika anda melakukan seperti itu, berarti and tidak mendapatkan apa2 dari tulisan ini. Saya bukanlah NU atau Muhammadiyah. tapi saya banyak sekali mengamati fenomena ini. Intinya adalah syuri tauladan yang baik, pelajari Alquran dan ambil dalil dari hadist yang shahih, dan hindari bid’ah. Jika saya boleh rangkum dalilnya kurang lebih seperti ini. Islam adalah mudah, dan bagi orang yang berakal, dan bukan implementasi dari keturunan, seperti Bapak NU, anak jadi NU. Atau Bapak Muhammadiyah anak jadi Muhammadiyah. Kita harus jadi Muslim yang kritis dan dinamis, bukan keturunan. Boleh2 saja jadi pengikut NU dan Muhammadiyah tetapi harus berdasarkan dari pemahaman kita sendiri mengenai ajarannya, dan harus bisa dipertanggung jawabkan dengan dalil2 yang shahih. Kita bisa merujuk dari pernyataan imam besar seperti safii bahwa” jika ada ada dalil yang lebih tepat maka tinggalkan perkataan ku karena aku hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kehilafan”. Imam safii saja begitu bijak dalam menghadapi permasalahan ini, tetapi umat Islam malah jadi fanatik buta tanpa memakai logika mereka. Mungkin karena Imam safii jauh lebih bijaksana karena berilmu dan kita terlalu bodoh hanya dengan menjadi pengikut tanpa mau mempelajari dalil yang benar????? Wallahualam…gampang aja.Kalau anda ingin paham anda banyak diikuti, jadi syuri tauladan yang baik, aktualisasikan Islam dengan perbuatan dan bukan dengan ceramah2 tanpa perbuatan (bikin orang maaf ya”muak”)…DIJAMIN..Ingat Islam dapat diterima diseluruh dunia melalui syuri tauladan bukan debat2 kosong….

  33. Alhamdulillah saya sebenarnya belajar agama tidak ingin melihat dari ormas manapun saya hanya ingin yg sesuai dgn Al Quran dan sunnah tapi setelah saya belajar dan bertemu dengan orang yg berorganisasi tsb kog kayaknya memang yg saya pelajari walaupun blm banyak saya lebih condong maksudnya hati saya lebih klik sejalan kalau berinteraksi dengan penganut muhammadiyah saya berdoa mudah2 an suatu saat dlm waktu dekat kedua ormas agama tsb dapat menyatukan pemikiran mrk sehingga INSYAALLAH negara kita bisa menjalankan pemerintahan sesuai syareat agama sesuai Alquran dan sunatullah amiiiennn trimakasih mas Herianto penjelasan anda salam kenal dari saya

  34. Pokoknya kalo presidennya condong ke NU ya mentri agamanya dari NU dan kalender hari raya idul fitri ngikutin prediksi NU. Jika prediksi NU tidak dapat melihat hilal karena ketinggiannya masih sedikit ya kalender nasional digenapkan jadi 30 hari. Sebaliknya jika presidennya condong ke Muhammadiyah ya mentrinya dari Muhammadiyah dan sudah pasti kelender nasional hari raya sudah ditentukan sebelum terjadi menurut hukum hisab yang dianut Muhammadiyah. Pada dasarnya meskipun di luarnya pada bilang yg akur lah, tapi dalam hati mereka tetep aja ada rasa sentimen. Hayo… pada ngaku jangan munafik. Kalo mau bingung aku ini bingung. Bapakku sekertaris Muhammadiyah, ibuku turunan mbah kyai dari NU, lha aku mau condong yg mana ya… Jadi aku ini “blasteran”.

  35. NU dan Muhammadiyah sama-sama tulus untuk mengembangkankan dakwah Islamiyah, sebaiknya dua metoda yang selama ini berkembang baik literal maupun kontektual perlu dipadukan secara seksama, yang paling penting organisasi besar ini bagaimana mendorong dan membangun ummat memiliki kemandirian dan bangsa menjadi sejahtera. sehingga dapat mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara yang kuat, dan diridlai Allah SWT.
    Saatnya tinggalkan perbedaan tapi cari persamaan diantara keduanya, bangunlah kecerdasan Spiritual Ummat, kecerdasan intelektual ummat, kecerdasan sosial ummat serta kecerdasan kinestetis ummat agar bangsa menjadi maju, berahlak, bermoral, berketerampilan, sehingga tidak lagi ketergantungan kepada bangsa lain. sehingga memiliki harkat, martabat baik di dunia dan di hari kelak. tidak lagi bergumul pada persoalan-persoalan yang sepele, yang dapat memecah persatuan dan kesatuan ummat dan bangsa. asal kedua-duanyanya berlandaskan Aqidah Islamiyah yang benar. Insya Allah.

  36. lebih baik VS sepak bola, atau olahraga lainnya, daripada pendapat yang kita sudah ketinggalan jauh beberapa ribu tahun yang lalu, yang jelas yang benar adalah tidak merubah hukum yang terakhir yang telah diberikan Rosulullah sampai hari kiamat. serta jangan menghina pengikut nabi yang tidak punah dari sahabatnya turun temurun hingga akhir zaman. orang yang paling bodoh di dunia adalah orang yang lupa akan kematiannya sehingga lupa juga bekalnya yang akan dibawanya. teruslah beramal soleh yang wajib hingga sunat, inti amalnya jangan mengharamkan apa yang tidak diharamkan Rosulullah.

  37. andi…? Apa yg kamu katakan benar, soale hukum di indonesia buatan BELANDA ??? jadi kita islam tapi berhukum batil…., apa anda sadar tentang hal itu!!!!!!

  38. Agamaku tdk terlalu bagus, aku kadang subuhan kemasjid sebelah utara rumah saya dengan pakai qunut. Juga kadang keselatan rumah saya walau agak jauh disana nggak pakai qunut kalo subuhan . Jamaah selatan dan utara keduanya baik baik.
    Dikedua masjid kalau menerangkan tentang alam kubur sama kalo nggak salah yang ditanya 4 perkara, diatara keempat perkara tersebut malaikat tidak tanya, kamu NU apa Muhammadiyah? Maka saya kadang ke mesjid utara kadang keselatan.
    Doa saya mudah mudahan saya ngaji di dua tempat itu Allah tidak mengecap saya manusia tanpa acuan, Amin.

  39. Mas APANG ANTA benar malaikaat tak akan tanya dari golongan apa,mana engkau berasal juga benar agama islam adalah agama yang menjamin umatnya selamat dunia akhirat .dan janji allah akan menjaga agamanya sampai akhir zaman tapi bukan berarti islam tanpa virus2 yang akan menghambat bahkan hancurnya islam tersebut anda perlu telusuri mana yang punya sanad sampai N.MUHAMAD SAW,SOHABAT TABI’IN ULAMA DAN SETERUSNYA………bahkan bisa kita lihat banyaknya firkoh2 islam sekarang ini sesama islam salin g mengkafirkan tradisi umat islam ZIARAH, TAHLIL MAULID ,HARAM !!!! antum lihat betapa kerdilnya pemikiran mereka . dan masalah kunut adalah masalah ijtihad 2 imam. ana sarankan pilihlah salah satu dari kedunya thnks…………

  40. Ttg qunut sy sudah milih salah atu, tapi masalah yg lain masih banyak yg membingungkan. Kembali lagi agama saya blm begitu dlm istilah firqoh saja sy baru cari di internet kira kira artinya aliran. Dan mengapa sy pindah pindah masjid, karena sy sering pindah pindah . Pernah juga sy tinggal di Bali , maka campurlah pengetahuan sy ttg agama. Sahabat Razaq nati dilanjutkan lagi . Dan terima kasih masukkannya.

  41. thnks atas keterbukaan anda begini sodaraku agama islam sebenarnya satu akidah,satu kitab satu nabi dan satu tujuan .tapi perlu diingat!!! di zaman akhir ini banyak slam yang hayna tinggal nama .dan masalah campur pengetahuan tidak ada masalah yang penting adalah akidah yang pengambilanyalangsung dari ALQURAN DAN ALHADIS tapi semua itu tentu ada tinkatanya singkat aja…sebagai orang awam kita menempati posisi taklid.dan saran saya dalam fikih (IMAM ABU KHANIFAH,AHMAD BIN HAMBAL SAFI’I ,MALIKI )tauhid(ABU HASAN AL ASA’RI DAN ABU MANSUR ALMATURIDI) tasawuf(IMAM ALJUNAIDI DAN IMAM ABU KHAMID ALGHOZALI) .mereka adalah madhab yang bisa dipertaggung jawabkan kebenaranya anda bisa mengikuti faham2 mereka melalui ulama2 disekitar kita . tnks salam kenal ………(alfakir)

  42. Di Bali sy tinggal dg orang bermacam agama. Kalo Natal orang orang bertamu ke umat Nasrani , kalo Idul Fitri mereka bertamu ke orang Muslim , Kalo sehabis Nyepi kami bertamu ke orang Hindu. Bagi sy baik baik saja.
    Orang Hindu pernah bilang sebaiknya kalo acara pidato sy disuruh pake juga ” om swastiyastu ” sy konsultasi dg teman Islam ya nggak apa, anggap saja seperti mengucap “good morning”, cuma sy memang menghindari mengucap selamat Hari Natal ato selamat Hari Raya Nyepi.
    Sikap sy diatas sy anggap baik baik saja tapi taunya ada orang beranggapan berbeda.
    Lain lagi di Makassar , masjid Al Markas Al Islami yg di tengah kota , kalo tarawih , setelah 8 rakaat sebagian minggir menemberi kesempatan yang melanjutkan witir, sehabis itu yang 11 rakaat pulang dilanjutkan yang menjalankan 23 rakaat. Bagi sy bagus, eh ternyata ada yang berpendapat lain . Masjid harus memilih A ato B, sy jarang berdebat , sebab kembali lagi agama sy kurang apalagi ayat ayat sering lupa. Cuma ketika orang rame membicarakan tarwih berapa rakaat, teman sy ada yg aneh nggak mau tarwih berjamaah, eh setelah saya baca memang Nabi Muhammad lebih banyak tarwih di rumah ternyata teman sy itu betul.
    Jadi sekarang ini sy pakai “firqoh” campuran, yang sy anggap baik. Sobat Rozaq perkenalan kita cukup di intrnet saja sebab kalo terlalu kenal banyak hal yg malu kalo sy utarakan, mungkin juga sy dianggap “ria” kalo mengungkap kebaikkan sy . Trims

  43. di komplek sy aneh lg, hampir semua masjid yg pernah sy ikut shalat, tidak pake qunut shubuh, imam tidak membaca bismillah jahr, tidak membaca lafadz niat tidak ada zikir bersama setelah shalat, tetapi jika idul fitri ngikutnya pemerintah (NU),, nah loe ?? hehe

    menurut pemahaman sy banyak org yg tidak peduli ikut “aliran” mana bahkan klo di tanya ke meraka apa itu wahabi meraka mungkin jg tidak tau. tp kita ambil positif nya aj hal kyk gini malah bagus jadi malah umat ga terpecah2.
    tapi negatif nya memang mereka cenderung tidak berpihak (tidak punya acuan).

    sy sendiri yg cenderung NU berpihak pada yg namanya sanad guru
    dan org2 yg blom mengerti ttg sanad berguru itulah yg perlu kita kasih pencerahan, bukan malah di blg sesat. klo mereka sudah di beri pencerahan ternyata msh mengganggap dirinya plg benar ya sudah, tetapi yg jelas secara ukhuwah harus tetap terjaga, lha wong sama yg lain agama sja kita ga saling hantam knp dengan yg lain aqidah kita musuh2an.

    mudah2an kita semua di bebaskan dr kebodohan. Amin.

  44. @al-fajr
    kata2mu ilmiah, moderat dan mnjnjung tingi nilai2 kesatuan umat islm mas fjr? agama islam dlh rahmatalila’lamiin dalam kondisi apapun bisa mengikuti era modren skalpun tentan mslh dikampung antm lo itu cuman masalh furu’ mereka hanya brbda soal ijtihad aza ko..toh yang merka cari kn satu rido ilahi….. hanya itu . slahkan beda jalan tapi semua ada aturanya donk masalah aliran jelas lo mmng kta fhm khadis nabi harus memiliki pdman apa engkau ragukan para ulama ,tabii’n buka ktab mereka jngn hnya bca intrnet aza…masalh vonis ssat itu masalah yng rumit hrus dikaji oleh ahlinya yng jlas hnya iman islam, dan ihsan pgngan umat MUHAMAD.

  45. sy kurang s7 dg org yg suka memusyrikan/mengkafirkan sesama umat islam.
    Sy kUrANg s7 dg org yg ska mmbid’ahkan orang sesama islam. Bahkan orang yg membid’ahkan itu justru malah melakukan hal yg haram.
    Orang seperti itu lebih kerap sy jumpai pd glongan MUHAMMADIYAH…

  46. Wah….Kalo Pemikiranya CUma Segitu,,Bagaimana Indo Bisa bErjaya….Kalau Mennurut Aku,,,Di Antara 2 Kebenaran,Saring Lagi Yang Paling Benar…..Dan dCitu Kita Berpijak….Jgn Cuma Ikut2 Tan Tapi Gak Ada Besik..Wah..KACAu Tu Brow….Tolong Pikirkan Lagi..Tapi Yang Jelas,,,aku Sudah Ada Jwanya Sendiri..{ sANG Pencerah }itu Yang PALIng Benar Di Antara paling Benar….Cukup Sekian

  47. Sang pencerah???????????
    bisa2 si hanung aja tuh……
    mau promosi’in faham wahabi…
    hey hanung…
    lo aja punya istri ngeroko sambil numpang kaki..
    ajarin dl tuh istri lo…
    jilbab doang..
    tp klakuannya kaya prempuan yahudi…(ini fakta)
    udah dak usah pada debat kalian smua..
    mau lo muhamadiah ke NU ke..lo smua pasti masuk neraka
    karna kelakuan lo yang betikai sesama muslim..
    kalo lo smua mrasa muslim yang benar..mana buktinya????
    sesm muslim aja lo dak akur…
    ternyata lo smua tolol…
    dak tau malu sm allah

  48. aslmkum
    trimakasih pak infonya
    beberapa bulan ini saya dilanda kebingungan dengan posisi saya saat ini
    saya ini termasuk NU, sedangkan calon saya muhammadiyah…
    saya baru tahu ketika akan di khitbah..
    apkah karena faktor ini sebuah keluarga tdk bisa dibentuk??

    yang saya fikirkan adlah bagaimana pendidikan anak nantinya???

  49. damai..akur berjalan bersama kok repot, bunuh tu paham “AKU YANG PALING BENAR” lagian jaman nabi Muhammad masih sugeng nggak ada tu yg namanya NU dan MUHAMMADIYAH..lebaran bareng, kurban bareng, sholat bereng(sama)….g pake acara ejek2an….pokoknya OK
    Wass Wr wb

  50. setuju mas yuliyanto, ingat firman Allah ” Patuhlah kamu pada Allah, pada Rosul dan penguasa/pemerintahmu”. bukan patuh pada muhammadiyah yang sering membuat lebaran sendiri dan memecah belah umat, seakan-akan lebih pandai dari orang lain dan pemerintah dan melupakan ayat diatas.

    • patuhlah kepada allah swt. tapi jangan syirik , yang tidah ada hadistnya tinggalkan< contohnya tahlilan , kumpulan makan2 DI tempat orang yang meninggal. seperti saudaramu NU NU Nunut

  51. Tentang film sang pencerah, semoga segala dosa hanung bramantyo diampuni Allah, karena dia bukan ahli sejarah dan bukan ahli agama tetapi karena keterbatasan pengetahuan agamanya itu dia sangat gampang di jadikan kaki tangan kaum wahabi sehingga terciptalah film sang pencerah, semoga pak din samsuddin sebagai penyebar wahabi dikalangan artis juga diampuni dosa-dosanya dan semoga keluarga besar pak din samsuddin yang ada di sumbawa yang masih memegang teguh ajaran NU masih mau mengirim fatihah kepada pak din samsuddin agar kembali ke jalan yang lurus, hal ini karena walau bagaimanapun muhammadiyah adalah cikal bakal timbulnya radikalisme di dalam islam, ini disebabkan karena didalam ajaran muhammadiyah sangat mengagungkan akal fikiran manusia dan kebebasan seseorang untuk mengambil ijtihad sendiri tanpa mempertimbangkan keilmuan yang dimiliki oleh orang tersebut..

    • prabu ketara islamnya cetek dangkal..prinsip yang dia pegang NU krn ikut2an generasinya… islam disuruh belajar2 dan belajar..MU visi misinya menjauhui kesyirikan yang terjadi tempo dulu pada masa transisi hindu ke islam. semunya kembali ke Al-quran dan sunah dan hadist rosul.. masak gini aja di ajarin… masih kecil kali si prabu ini. mungkin takut akan islam yang sebenernya suka yang khilafiyah2 ya… itu abu2…

  52. lelaki muhammadiyah dan wanita nu apabila menikah untuk mencari ridho-Nya i.allah bisa_^ , begitu juga umat. apabila saling menghargai maka akan memperkokoh keislaman kita

  53. Assalamualaikum Wr.Wb.

    trmakasih sudah menyediakan bhan bacaa sebagai refensi, saya mendapat banyak hal di dalamnya. maka harapan saya hanya bisa berharap smoga semakin lambat laun semakin banyak pula bahan refensinya.

    salam cinta damai………………….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    ALLAHHUAKBAR…………………..??????????????????

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

  54. jangan biarkan kelebihan dan kekurangan masing masing untuk menjatuhkan satu sama lain…NU slalu di hatiku muhammadiyah slalu dihatimu yang penting kita slalu beribadah kepada allah swt

  55. Belajarlah untuk berfikir bijak dalm menghadapi perbedaan, jangan saling hina apalagi memfitnah satu sama lain…
    Perlu kita ingt di dunia ini, kita hanya meminta pelindungan dari ALLAH dan memohon ridhonya…
    Masalah siapa yang benar dan siapa yang salah itu urusan ALLAH…
    ingt, kalau agama di ajarkan dan di sebar luaskan seperti doktrin, maka yang terjadi adalah klaim kebenaran dan muncullah konflik yang ber kepanjangan dan tak ada ujungnya…
    Rasanya kita perlu belajar filsafat untuk mencari kebijakan dan ke indahan dalam ber fikir agar tidak terjebak dalam konspirasi pemikiran…!!!
    SUdah saatnya kita mem-falsifikasi gaya pemikiran yang kontradiktif menjadi sebuah ke arifan berfikir…
    NU – MUHAMMADIYAH juga islam kn???
    Boleh beda asal rukun…

  56. Ping balik: 2010 in review « HERIANTO ‘s blog

  57. Mas saya numpang tanya, kata nabi Muhammad SAW nanti Islam terdiri dari beberapa golongan dan semuanya itu ahli neraka. Yang saya tanyakan apakah NU, Muhammadiyah termasuk dalam golongan?…
    yg ke 2 apakah org yg tdk dapat MENANGIS cinta rindu kepada nabi Muhammad SAW,. Termasuk golongan ahli neraka. klo Golongan yg majelis ny sering menangis rindu kepada nabi
    ada sih.

    • Jangan mdh mengatakan sesuatu itu bid’ah. kalau di dalam diri dan perbuatan masih melakukan Bid’ah.
      Bukan kah Bid’ah itu terbagi dua ada yg baik ada yg tdk baik
      dan
      apa yg dlakukan ulama NU semuanya Bid’ah yg baik menurut kaum Ahlisunah Wal jamaah Yg berdasar kan Alquran Hadist Qias Ijma Ulama.
      Justru karena itu tdk ada hal larangan dlm mlkukan Ber Tahlil, Haul, baca Manaqib, Baca Yasin di Maqam, Talqin kpd mayit, meletakan bunga di atas maqam, memakai Harum haruman, ber Maulid setiap waktu dan tempat ibadah, ziarah ziarah, bertawasul, Dll.
      Krn semua itu merupakan suatu ibadah antara hamba dgn Allah SWT dan Rasull NYa.
      di umpamakan seseorang yg sakit harus memkn obt.
      mdh mdhn apa yg d sampaikan dpt bermampaat untk khdpn di dunia dan akherat, karna Islam itu Indah.

  58. Yang penting perbedaan ini tidak mmcah belah tali persaudaraan kita kan kita sama-sama umat Islam..

    krna saya sndri mrskan hnya krna saya org muhamadiyah tman2 saya mmndang saya sblah mata..

  59. Tulisan yang sangat baik. Saya sepakat dengan ide persatuan di mana semua orang saling menghargai keyakinan masing-masing, tetapi tetap saling mengingatkan dalam kebenaran. Perbedaan itu sesungguhnya menyerukan persatuan. Perselisihan itu salah satu ujiannya.

  60. Al_Quran tidak untuk diperdebatkan.
    “Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kebenaran Al_Quran itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh”. (QS.AL_BAQARAH, 176).
    Sesungguhnya Al_Quran bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk diamalkan. Islam agama yang toleran, tidak memaksakan kehendak, tidak untuk menyakiti agama atau orang lain. Oleh sebab itu seorang muslim wajib berakhlaq mulia, bertutur kata santun, berlaku sopan dan bisa menjaga perasaan dan melindungi orang lain, tanpa memandang agama, suku dan ras.
    “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munnkar, dan beriman kepada Allah”. (QS.ALI_IMRAN, 110). “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. (QS.AL_ANBIYA’, 107).
    “Tidak ada paksaan untuk memasuki islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. (QS.AL_BAQARAH, 256). “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al_Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS.MUHAMMAD, 24). “Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.(QS.AL_HAJJ, 46).
    “Tegakkanlah agama, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (QS.ASY_SYUURA, 13). “Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (QS.AR_RUUM, 32).
    Al_Quran hanya mengenal islam, islam, islam dan islam. Tidak ada satu ayatpun yang menyebut islam NU, islam Muhammadiyah, islam syi’ah, islam sunni, islam kiri, kanan, keras dan lembut. Semua aliran, mazhab, sekte dan golongan hanya rekayasa manusia.
    “Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah, yang demikian itu kerena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti”. (QS.AL_HASYR, 14).
    ”Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkan lidahnya” (QS.AL_A’RAAF, 176).

    “Pada akhir zaman nanti banyak orang beribadah bodoh dan jahil karena ajaran ulama suu’ (jahat) dan fasik, ajarannya sesat dan menyesatkan, mereka alim dalam lidah dan penampilan tetapi bodoh hati dan amalnya” (HR,Muslim).
    “Mereka itu seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS.AL_A’RAAF,179). “Dan Al_Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan.” (QS.ASY_SYU’ARA,210). “Dan Al_Quran itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk.” (QS.AT_TAKWIIR, 25).

    “Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya, hukum-hukum Nya supaya kamu memahaminya. (QS.AL_BAQARAH, 242).

  61. ora usah pada ndebatna agama apa mening Islam,,,
    kalau Kita mengaku orang ISLAM,,,

    kenapa harus di mempermasalahkan hal yang remeh-temeh,,

    kenapa tidak mendebatkan masalah kepercayaan orang lain (non-Islam)…

    kalau kita mengaku orang ISLAM…
    (Al-Qur’an itu harga mati buat pedoman umat Islam) saya fikir, tidak ada kesalahan-kesalahan yang ada pada Al-Qur’an bahkan satu kata pun,,
    jika ada yang menyalahkan 1 ayat dan menafsirkannya secara berlebih,, lebih baik belajar dulu penafsiran itu, supaya tidak salah tafsir, (BELAJAR, apa SEKOLAH NDISIT MBENE KOMENTAR masalah Agama)

    “NUUN WALQOLAMI WAMAA YASTHURUN”
    _demi pena dan apa yang ditulisnya_
    (QS. Al-Qolam : 1)

  62. kalau islam ya islam
    kenapa harus pilih salah satu kelompok
    bukankah ini akan membuat islam terpecah belah
    islam itu internasional bukan hanya indonesia atau arab saja
    atau universal untuk semua penduduk bumi dan angkasa jagad raya
    kalo harus memilih salah satu
    maka saya memilih
    ISLAM saja.

  63. Mas minta alamt e-mailx dong…. mmmm bisa buatkan saya aplikasi ” Skin care guide oriflame menggunakan sistem pakar (visual Prolog) ga?

  64. saya bingung dg umat islam. beda pendapat atau beda aliran saja saling bermusuhan. yg tadi nya teman akrab jadi gk kenal, saudara sendiri dimusuhi dll

  65. ORG ISLAM JAMAN SKRNG BODOH TP SOMBONG, NGEYEL, SOK PINTAR, SOK TAU DLL TDK MAU MENERIMA MASUKKAN ORG ISLAM YG LAIN YG ILMU NYA DIANGGAP LBH RENDAH.

  66. waah, rame juga yang mas Her, biasanya kalo masih berpemikiran kopral ya seperti itu, maunya menang-menangan, tetapi tuh liat yang sudah berfikiran jendral, mereka akur-akur saja, khan?! Islam….yes, perpecahan ,…..No!! Tapi. ana pengen tahu pemikiran mas Her berikutnya,….. tak tunggu, nih….!

  67. organisasinya tidak bodoh.. tp kalau orangnya saya tidak tau,,
    bukankah rame klo orang yang pinter dan ngeyel itu dikumpulkan????
    nanti klo mereka debat… kita jadi tau banyak hal dari orang2 pinter dan ngeyel itu…
    sering2 aja ada even debat nasional,,hahaha byar masyarakat yang menilai.. klo perlu disiarkan live ditelevisi,,seminggu sekali juga tidak maslah… daripada sinetron cuma membuat orang malas dan bodoh,sedikit hikmahnya..mf y gan !!!!!!!!!!!!!

  68. eh mau NU, Muhammadiyah, atau persis.. yang paling bersih dari segi ibadah (menurut saya) itu mahhamadiaya dan persis. NU yang sekarang banyak yang melakukan ibadah2 doip.. sperti tahlilan yang tk ada gnanya…

  69. sebaiknya NU lebih memperhatikan dalil2 ttg tata cara beribadah, karna banyak ibadah “bid’ah” yg dilakukan oleh warga NU. . .
    contoh : tahlilan, tdk ada hadist yg mengatakan bahwa tahlilan itu wajib, tapi warga NU ttp melakukannya juga, padahal sudah jelas2 tdk ada contoh dari Rasulullah S.A.W dan itu adalah “BID’AH”. . .

    PUAS…….

    • Asalamualaikum wr. wb`
      Saya heran saja kepada semua yang tulis disini, menunukkan akunya yaaa, seperti merasa paling bener dan hebat gitu, saya tanya mas Faris, isi tahlil itu apa sih, kemudian bid’ah itu binatang apa sih?, gomong tidak mngkotak kotak, tapi dalam tulisan orang2 diatas kadang menyerang satu kelompok, sampai menyebut jaringan iblis liberal segala, hati hati lho yang tahu kebenaran mutlak itu hanya Allah, Allah berfirman apa yang kamu katakan benar belum tentu Allah membenarkan dan apa yang katamu salah belum tentu Allah meyalahkan, karena pijakan alqur’a dan hadist atas dasar kemampuan pola pikir manusia yg keilmuannya tidak sampai setetes air laut dibanding dengan sifat Alloh, Wallohu a’lam

  70. harus ktia ketahui dua-dua organisasi yg berada dalam islam jadi tak ada hubunganya dengan ajaran agama keduanya tak terdapat dlm alquran dan hadist tapi mari kita berfikiran positif saja karena keduanya mengajarkan kebaikan dan rasul Allah tak pernah membuat kelompok apa saja jadi islam itu satu ajaran kalau mau pemahaman belajarlah dan belajar terus dan juga islam tak pernah menyuruh kita masuk organisai manapun tapi mengajarkan kita mengenal Allah dan rasulnya dan diri kita kalau mau jadi umatnya dan tidak ada yang lain maaf dan makasih

  71. Aslm, pak numpang koment.
    Kalau dalam ibadah ritual Muhammadiyah…acuannya sudah jelas Quran dan Hadist yang sahih…..sedapat mungkin mengikuti Rasulullah SAW……ini mungkin yg dianggap tekstual….dan tradisional..puritan. Tapi dalam ibadah muamalah…Muhammadiyah mengikuti perkembangan terkini….ini yg disebut ijtihad . dan pemikiran modern….misalnya masalah sosial pendidikan ……menentukan Hari Raya…menggunakan ilmu astronomi..matematika…tidak tekstual….kalau yg lainnya mungkin ini yg pakai tekstual…..atau ibadah …ritual boleh kreatif dicampur dengan budaya lokal….mungkin ini kreatif dalam ibadah dianggap modern….
    dan haidup adalah pilihan termasuk memilih agama yang dianut…pilihan mazhab,,, aliran pilihan..memang tergantung individu masing2…stelah berfikir..merenung dan meneliti semua alasan, argument baru memilih….dan tentunya harus yaqin yg dipilih yg paling benar….dan tetap toleransi dengan pilihan orang…tidak menggganngu pilihan orang…….dan kebanyakan orang Muhammadiyah ……mantan orang NU……….jarang Orang NU dari kalangan mantan Muhammadiyah………wallahu a’lam…

    • Assalaamu ‘alaikum. permisi om-om. mo nyampe’in pesen dari adik saya yg msìh TK 0 kecil nch, dia malu mo nyampein ndri. dia bilang begini : dengar2 d akhir zaman, islam akan terpecah menjadi 73 gol ych. b’arti logika’na, jika sudah 73 gol, akan kiamat yakan. jd, perpecahan itu wajar. klo gx pecah, gx akan jd 73 gol. klo blum 73 gol, berarti gx kan kiamat yakan. jd itungin ja islam dah brapa gol. skalian trus beramal tuk persiapan. untuk yg menasehati d jalan yg lurus, harus di lanjutkan. dan untuk yg dinasehati harus mikir, punya otak’kan. jika msih keras kepala, berdo’a aja biar cepet kiamat/cpet mati. supaya bisa coment langsung ke yg maha mengetahui. tyus sms/tlp ke orang yg nasehatin loe waktu loe msih hìdup dia bner apa salah. n untuk nu vs muh no coment, karna om2 pasti lebih tau drpda saya yg msih duduk d TK 0 kecil. dah pada tau kentut itu bau kan.
      sekian.

      sebelum’na maaf ych om klo kata2nya kasar. maklum, adik saya baru TK 0 kecil. tambah dikit nch om. tong kosong nyaring bunyi’na, yg isi jg bunyi. tp gx nyakitin telinga yakan om. ywdah saya pamit pulang dlu ych om. akhir kata.. lan utawi keselamatan, iku tetep ing atase sira kabeh.

    • Waduuuuuh masih juga nih ngebahas yang itu itu saja bid’ah tahlil’ bid’ah tahlil, itu maa sudah punya penafsiran masing masing, seharus kita bersyukur Indonesia 80% atas perjuangan ulama’ terdahulu kita, apakah kita sok islam seperti Arab yang ternyata kerjasama dengan israel meyerang suriah sesama negara penganut islam gitu, padahal arab juga berpedoman menolak selain alqur’an hadis, silahkan anda menuju surga leawat muhammaddiyah yang anda yakini, tapi jangan menyalahkan orang lain yang punya pintu sendiri seperti NU, saya yakin para ulama NU membolehkan tahlil juga punya dasar, disitulah kegoblokan kita orng islam yang kerjanya menyalahkan orang yang sudah islam

    • Anda ini Semeru siapa, saya juga orang asal dari kaki semeru, kada usah sembunyi sembunyi deh, kalau mau buka wawasan ayo kita sama sama, jangan terbawa emosional organisasi, supaya kita lebih bijak memeahami sesuatu saya mintak tolong qur’an dan hadisnya menentukan hari raya dengan ilmu astronomi matematika, kalau ada sekalian jelaskan dalil itu pembahasan tatabahasanya subtansinya bener ngak? supaya tidak ngawur

  72. Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. permisi om-om. mo nyampe’in pesen dari adik saya yg msìh TK 0 kecil nch, dia malu mo nyampein ndri. dia bilang begini : dengar2 d akhir zaman, islam akan terpecah menjadi 73 gol ych. b’arti logika’na, jika sudah 73 gol, akan kiamat yakan. jd, perpecahan itu wajar. klo gx pecah, gx akan jd 73 gol. klo blum 73 gol, berarti gx kan kiamat yakan. jd itungin ja islam dah brapa gol. skalian trus beramal tuk persiapan. untuk yg menasehati d jalan yg lurus, harus di lanjutkan. dan untuk yg dinasehati harus mikir, punya otak’kan. jika msih keras kepala, berdo’a aja biar cepet kiamat/cpet mati. supaya bisa coment langsung ke yg maha mengetahui. tyus sms/tlp ke orang yg nasehatin loe waktu loe msih hìdup dia bner apa salah. n untuk nu vs muh no coment, karna om2 pasti lebih tau drpda saya yg msih duduk d TK 0 kecil. dah pada tau kentut itu bau kan.
    sekian.

    sebelum’na maaf ych om klo kata2nya kasar. maklum, adik saya baru TK 0 kecil. tambah dikit nch om. tong kosong nyaring bunyi’na, yg isi jg bunyi. tp gx nyakitin telinga yakan om. ywdah saya pamit pulang dlu ych om. akhir kata.. lan utawi keselamatan, iku tetep ing atase sira kabeh.

  73. Apa manfaat saudara saling jelek menjelek pelaksanaan ibadah antar sesama muslim, aneh…. apa saudara tidak berpikir konsekuensi dari stetmen saudara bukankah bermuara kepada kebencian antara kita, yang saudara sampaikan diatas itu masih strategi Belanda menghancur Indonesia pada masa lalu labih baik saudara mengajak atau mendiskusi permasalahan umat islam yang masih banyak meningalkan ajaran Islam, yang murtad, wanita islam ekspos lekuk tubuhnya, Hal ini lebih produktif dan bermanfaat buat umat… mohon ini diakhiri semua… ketawa orang diluar pagar……………………………..

  74. perbedaan memang pada dasarnya dicela dalam banyak referensi syari’at, namun bukan berarti semua perbedaan itu tercela bahkan ada diantaranya dibutuhkan dan harus dikembangkan. Disinilah peran ulama dibutuhkan untuk menjelaskan fiqih ikhtilaf kepada ummat. Bagi saya agama ada solusi kehidupan dan rahmat untuk seluruh alam, bukan masalah yang pelik atau pemicu konflik. Dengan agama seharusnya umat manusia maju, berperadaban dan akhirnya tercipta ketenangan dan kedamaian.

  75. waduh pak, justru dengan membandingkan mana modern atau kuno dengan jelas menyebutkan nama kelmpok’y malah memicu kisruh antara keduanya, karna ada yang di lemahkan, apa g ada cara pemaparan yg lain???? tidak menutup kamungkinan karna tulisan anda malah bikin kisruh. sudah berapa tempat yang anda survei? sudahkah seluruh indonesia? baru 50%, atau bahkan baru di tampat anda tinggal? hati – hati memaparkan kakurangan dan kelebihan suatu kelompok, karna itu yang dapat memecah umat. semua punya dasar masing – masing. bersatulah umat muslim.

  76. menurut saya tidak ada islam modern ataupun islam tradisional.. , semua petunjuk hidup dunia-akhirat ada di Al qur’an ditambh Hadist (Soheh).

  77. Shelling Ford pada 22 Juli, 2007 pada 8:14 pm berkata:
    ndak mau masuk golongan manapun.
    ndak mau menggolong2kan.
    ndak suka juga digolong2kan.
    islam ya islam. agama yg diridhoi allah ya cuma islam, bukan islam-dengan-imbuhan-di-belakangnya.
    ikutan golongan tertentu juga nggak ada jaminan masuk surga.
    yg bisa masuk surga cuma 1 golongan: ya golongan yang memang disebut sebagai “golongan yg masuk surga”

    tapi itu belum ketauan di dunia. taunya nanti, kalo sudah dihisab.

    makanya di dunia ini saya ndak mau masuk golongan islam manapun yang ada-imbuhan-di-belakangnya.

    tentang serang2an, yg jelas saya masih sama kayak jaman dulu: cuma meradang kalo diserang duluan

    ++++++++++++++++++++++++++
    saya idem dengan anda bro…….

    • Betul setuju ikuti golongan tertentu tak ada jaminan masuk surga, aapalagi tdk ngikuti golongan tertentu belajar sendiri gitu, hebat bener, semoga anda tidak tersesat, la wong jaman nabi saja sudah ada ansor dan muhajirin

  78. assalamu”alaikum .
    yang jeas saja al quran dan as sunah sesaui tuntunan Rosululloh Muhammad.
    Fastabikhul khoirot . yang penting jangan syirik/bid’ah.
    Ormas modern , knp masih ada kyai yang mau saja mengikuti acara ritual kemusyrikan dan masih ada yang menyimpang dari ajaran Rosulnya.
    Ormas Modern adalah ormas yang cepat/cerdas mengambil keputusan .
    yang benar sesuai ajaran rosululoh dan alhadist itu yang diterapkan.

  79. salam….
    kyai Nu lebih mengutamakan Rokok > dia takut kehilangan rokoknya hanya karna takut tidakdiundang tahlilan.mantap rokok aja sampai nunggu adaorang tahlila. tidak ada ajaranya tahlilan puji pujian, sedekah bumi, mitoni, nyatus nyewu nyepuluh ewu …hehe. saya harap itu bisa intropeksidiri bahwakemusyrikan bid’ah itu sangat dosa besar . tinggalkan mulai dari sekarang kalau anda ingin selamat di akhirat.

    • Yaaaa betul ituuuuuu…… ayo ato tolong sebut hadisnya kontekstualnya dilarang merokok………..sekalia ato sebutkan dalil larangan, sedekah bumi, mitoni, nyatus ewu ewu, juga secara kontekstualnya, terus jekaskan sekalian subtansinya dari semua itu baru saya percaya, katnya islam rohmatanlilalmin kok malah islam konfrontasi

  80. Alhamdullilah, akhirnya ada orang yang saya cari-cari pendapatnya, deva kamu bagus pemikirannya. aku sangat2 sependapat dengan anda.
    Lain halnya dengan ato, kebenaran bukan memihak pada anda karena anda telah menabung kebencian terhadap umat muslem lainnya, Innalillah mudah-mudahan anda menjadi penghuni neraka pertama kali. Jangan sombong takabur. kebenaran tidak memihak pada siapa ? mau Muhamadiyah mau NU bukan pakaiannya bro, tapi hatinya, semua amalannya tidak akan diterima oleh Allah sepanjang tidak mendapat ridhoNya. Wassalam.

  81. islam mengenal persaman dan perbedaan ,,,, nabi ajah mengajarkan kita untuk saling menghargai ,,, sesama agama ,,,, islam gk bakaln hancur oleh agama lain ,, melainkan sama agma islam itu sendiri,,, buah apel ancur karna ulat apel ,,buah duren ahcur bukan ma ulat apel tapi ma ulat duren itu sendiri jangan jadi guru disini ,,,, saling menghargi ajh semua y ,,toh masing golongan semua nya punya landasan ,, panutan ,,,urusan di terima atau tidak nya itu ,, gimana amalan dia

  82. Sebelumnya saya MINTA MAAF yah mas mas semua
    Yang namanya AL-QURAN itu ada yang tersurat dan tersirat, makanya ada orang mengaji dan mengkaji, dan yang saya tahu sari saya lahir sampai sekarang ini baru ada yang namanya Kitab AL-QURAN dan TAFSIRNYA bukan AL-QURAN dan ARTI dan MAKNANYA. Jadi jangan debat kalau belum tahu makna dari gunanya AL-QURAN itu diturunkan.

    Didalam ISLAM kita disuruh Allah SWT, diajarkan oleh Nabi MUHAMMAD SAW untuk saling KASIH dan SAYANG ( Makna dari BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM ) tapi kenapa kok gak pernah kita pake maknanya, padahal itu setiap hari kita baca ratusan kali. Tapi kenapa kok kita masih saling debat, saling adu jotos, bahkan saling bunuh, apa kita gak malu sama diri kita sendiri kata nya sayang kok masih saja bentrok (lisan maupun fisik) dengan hal-hal yang kita belum MENGERTI MAKNANYA.

  83. Maaf mas GUSNUR untuk komentar anda pada 26 Oktober, 2011 pada 1:19 am
    KOMENTAR SAYA DISINI BUKAN SAYA MEMIHAK SALAH SATU GOLONGAN TAPI SAYA BICARA DISINI ATAS DASAR KASIH SAYANG YANG DIAJARKAN OLEH ISLAM PADA UTUHNYA

    masalah TAHLILan (kirim do’a untuk orang meninggal terutama ORANG TUA), Anda bagaimana bisa dibilang Muslim Sejati, kalau kepada ORANG TUA saja tidak mau berbakti, Apa ini dasar anda mengatakan TAHLILan itu “BID’AH” adalah ayat ini:

    An-Najm ayat 38-39.

    أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (39)
    “Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
    firman Allah l :
    وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
    “Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman, maka kami hubungkan anak cucu mereka itu dengan mereka dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari amal mereka. Tiap-tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (At-thur :21)[2]

    Kebaikan (Bakti) kita berikan kepada Orang Tua kita selama beliau (Orang Tua) masih hidup sampai meninggal saja tidak bisa menebusnya semua (MUNGKIN HANYA SECUIL YANG BARU BISA KITA BALAS).
    Ingatkah anda pada IBU ANDA yang melahirkan anda dengan mempertaruhkan nyawanya. Akan apa semua yang telah dia berikan kepada kita BAIK LAHIR MAUPUN BATIN, TERMASUK MENGENALKAN AGAMA ISLAM (yang anda anut sekarang)pada kita,

    “Apa salah bila kita mengirimkan doa kepada beliau (Orang Tua) yang sudah meninggal ?
    APA SALAH ?” (Saya disini bertanya “dengan nada keras”)

    Padahal Nabi MUHAMMAD SAW mengajarkan pada kita agar berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua kita:

    Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan (QS al-Ahqâf/46: 15).

    Seorang laki-laki datang menemui Nabi Saw. dan bertanya:
    يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
    “Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapat perlakuan baikku?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
    “Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
    “Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi:
    “Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Bapakmu” (HR Bukhârî).

    Walaupun TAHLILan (BID’AH) itu tidak ada dasarnya dalam AL-QURAN dan HADIST, atau dengan alasan Amal Pahala orang yang sudah meninggal itu sudah putus, Terus bagimana menurut ANDA tentang SOLAWAT NABI, apa itu juga bukankah itu juga bisa dibilang sebagai memanjatkan DOA yang ditujukan pada Nabi MUHAMMMAD SAW yang saat ini sudah wafat.

    Tapi saya sebagai Umat ISLAM mempunyai keyakinan bahwa :

    1. Kata-kata adalah sebagian dari pada DO’A.

    2. Walau pun Amal Pahala orang yang sudah meninggal itu sudah putus, Tapi saya yakin kalau Doa saya bisa dikabulkan (oleh ALLAH SWT) yang saya ditujukan kepada yang didoakan (ORANG TUA SAYA) dapat mengurai dosa Si yang didoakan, dan dapat menambahkan nikmat kepada yang didoakan.
    Karena saya juga anak YATIM dan PIATU, dan saya pun juga anak SOLEH karena selalu ingin berbakti kepada ORANG TUA dan AGAMA ISLAM.

    3. Bagaimana kita bisa Menghormati / Menghargai / Menjalani / Mengamalkan / dan menyiarkan Ajaran ISLAM yang dibawa Nabi MUHAMMAD SAW dengan baik, Kalo KITA saja, TIDAK bisa MENGHARGAI dan MENGHORMATI orang yang telah mengenalkan sosok Nabi MUHAMMAD SAW kepada kita ( Baik itu Para WALI, Kiai, Ustad, maupun Itu ORANG TUA kita ).

    Saya hanya ingin berpesan :

    ” MENYELAMLAH JANGAN HANYA KATANYA ”
    Karena dalam kitab AL-QURAN itu ada yang TERSURAT dan TERSIRAT.
    dan TAFSIR itu BELUM TENTU MAKNANYA.
    Belajarlah agar MENGERTI,
    TAPI jangan BELAJAR untuk PINTAR,
    Karena ORANG PINTAR masih bisa DIPINTARI dan MEMINTARI.
    Tapi kalo orang NGERTI sulit untuk diBOHONGI. dan MEMBOHONGI
    Karena dia tahu siapa JATIDIRI nya

  84. simpel aja, selalu mengawali dengan Bismillah
    lalu astaghfirulla, kemudian alhamdulillah. itu saja …

    tentang mazdhab, organisasi, levelisasi, dan hal lain yg berbau eksisntensi itu gak penting masbro…. cukup dg nothing to lose, berprasangka baik, dan meyakini bahwa tuhan maha dan absolut!

    jalani hari dengan hati bahagia, tanpa ego, dan merasalah beruntung…

  85. jajare kayakue wis moderen pa…………………………..ja ngarang…………….nu kaya kuetok mah bukane nu ra isa……………….nu bebeh ngurusi sing ra penting ……mending ngurusi akerat bae………..nekpengin moderen ya gawe wong aja pada padu bae…nah kuemoderen…………mending madang bae yuh lah…bebeh padu bae…kenchot….ya ben wong ngomong apa..wong nyatane pak dahlan karo pak hasim ya batir masa krocone pada gelut ya lucu yah nyong ya gep ngguyu koh jyn kapan gep maju wong krocone pada gelut………..emut mbok ngesuk mati luh hihihi

  86. kaimaat dijoggo,
    bukan nya tidak berbakti
    tapi ada tata caranya zendiri

    bukan di tahil i
    tapi di zodaqoh i

    itu tuntunan nabi muhamad

    zudah tau kalau aamalan zelain 3 itu ditolak
    malah membuat cara zendiri,,,

    pelajari dulu arti bid’ah
    baru koment ,,, biar gak ngauor kalau koment,,,,,

    pelajlari dulu dalilnya

  87. umpama nabi muhamad mazih hidup
    mungkin dia mengamuk tidak karuan
    karena umatnya membuat tata cara ibadah yang baru

    zeperti guru mengajarkan ke zeorang murid,,,
    tapi murid e buat tata cara yang baru,,,,,

    tidak meniru guru,,,,

    73 golongan itu tidak ada yang mazuk zurga
    kecuali ( orang orang perpegang pada sunah rosul )

    bukan yang melakukan bid’ah
    syirik, musrik,,,

    bagi anda yang belum terlalu NU
    coba cari ilmunya,,,,pati anda nyezel memilih NU ,,
    caari ilmunya

    jangan jadi pengikut

    cari ilmunya,,,,

    al qur-an dan a hadizt,,,adalah pedoman hidup

    dari wahabi comunity

    • Orang yang nyezel pilih NU itu orang yang pinter tapi ora ngerti subtansi perjuangan NU itu apa? karena melihat NU hanya luarnya saja, banyak orang pinter tapi tidak banyak orang ngerti, jadi sama yang punya anggapan bahwa berjanggut itu dianggap sunnah Nabi, padahal abu jahal dan orang orang kafier qurais juga memelihara janggut, sekarang pertanyaannya siapa yang dikuti abu jahal atau Nabi Muhammad, kalau saya melihat sih lebih condong mereka mengikuti abu jahal yang suka menyalahkan,menjelekkan dn memojokkan orang apalagi memusrikkan dan membid’ahkan orang islam itu sendiri, sedang sifat Nabi Muhammad jauh dari sifat itu Wallohua’lam

    • Bisalah nabi Muhammad ngamuk ndak karuan, Nabi itu orang yang paling bijak, tidak seperti kaum wahabi sekarang tapi saya maklum ajaran wahabi memang ngamuk ngamuk begitu he he he, termasuk cara tawaf sekarang kan beda dengan cara nabi, ka’bah dikelilingi bangunan bertingkat cara tawafnyapun bertingkat tingkat, adalah nabi mencontohkan tawaf bertingkat tingkat, adalah hadistnya

  88. modern dan tradisonal itu menggunakan kriteria, kriteria modern diantaranya :
    1. terbuka
    2. mampu mengkritisi pemikiran yg kurang tepat
    3. dewasa
    4. tidak tergantung kpd sosok figur
    5. kaderisasi berjalan lancar, dll.
    (1). Muhammadiyah lebih terbuka dari pada NU, tdk semua orang Muhammadiyah didikan Muhammadiyah separuhnya malah hasil didikan NU Dis Samsudin saja awalnya orang NU. (2) Muhammadiyah selalu mengembangkan pemikirannya sesuai konteks jaman, karakter kepemimpian jaman AR Fakhrudin sangat berbeda dg kepemimpinan Amin Rais, sulit terjadi di NU, para pemimpin NU monoton kecuali Gusdur (kekecualian). (3), menurut mas Heriyanto (penulis blog ini) anak2 muda NU terjebak kpd pola yg dikembangkan oleh JIL, org2 Muhammadiyah tdk seperti itu, lihat saja Amin Rais dan Din Samsudin meskipun pernah mengecap pendidikan di Amerika Serikat tetap tdk kehilangan jati dirinya, banyak orang NU yg ddidiki oleh barat menjadi sekuler dan Liberal, (4). Siuapa pemimpin Muhammadiyah yg tak pernah dikritik ? Din samsudin, Amin Rais, Syafii Maarif dll jangan harap menjadi dewa di Muhammadiyah. Siapa orang NU yg berani mengkritik kpd Gusdus ? (5). Syafii Maarif, Amin Rais, Din syamsudin, dan telah siap dibelakangnya semua setarap populer dan mumpuni, Siapa pengganti Gusdur ? jangankan orang bukan NU orang Nu nya sendiri apalagi simpatisannya banyak yg tidak tahu. So, dg pola apa anda berani menyimpulkan Nu lebih modern dari pada Muhammadiyah ??? menurut saya orang2 NU terutama kalangan JIL bukan modern akan tetapi Liberal, liar, sekuler dan tidak dewasa mudah terbawa arus pemikiran yg sesat !!!!

  89. kata-kata nya berlebihan pak(lebay),,,menunjukan karakter penulisnya banget,,,sperti orang plin plan,kurang pengetahuan jadi asal tulis aja,,klo bapak ndak tau jangan asal posting aja pak,,,cwo ko crewet kya ibu2,,maaf pak sanya cuman menyarankan,,,trim ksh.

  90. menurut analisa anda NU justru modern… dasarnya dari mana? apa karena suka mengadakan gerakan/perkumpulan itu yg dinamakan modern???… bingung deh….

  91. kalau islam tdk akur. org kafir kegirangan. krn mrk pngn menghancurkan islam. kalau islam terpecah belah, gampang dihancurkan. islam hrs bersatu.

  92. Ini kekhwatiran orang2 non NU takut NU semakin berkembang apalagi NU sudah mulai bergerk mendirikan perguruan tinggi, terus jalan NU, abaikan orang2 yang syirik dengan NU, tunjukkan jati dirimu, masalah tahlil masih dibahas sampai kiamat tdk akan ada habisnya karena masing masing punya penafsiran yg beda, KH Tolhah hasan juga asalnya didikan muhammaddiyah sekarang jadi tokoh NU, mereka tidak berhak memasukkan orang NU masuk surga dan neraka, jadi orang kok usil, oyo terus NU saya mendukungmu

  93. Nama saya JUANIA DANAJ.I ingin berkongsi dengan anda pengalaman saya sebenarnya suami saya telah meninggalkan rumah perkahwinan selama beberapa tahun berikutan hujah kecil yang kita miliki, dia meninggalkan kedua anak saya dalam pertuduhan saya. Keadaan saya semakin merosot dari hari ke hari sejak pada masa yang sama saya kehilangan kerja saya. Menjadi sentiasa cinta dengannya dan ingin dia bersama dengan anak-anak kita yang comel saya membuat hubungan dengan DrChamberc yang kenalan saya jumpa di Forum. Saya terkejut dengan kepulangan suami saya 3 hari selepas ritual yang dibuat untuk saya oleh Great Dr Chamberc, dan sekarang semua keadaan kewangan saya berubah secara positif, saya mendapat pekerjaan lain dan saya dibayar dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai masalah sentimental, kewangan, kesihatan, psikologi dan lain-lain … hubungi Dr Chamberc untuk dipenuhi. Berikut adalah kenalannya:
    E-mail: chamberc564@yahoo.com

Tinggalkan Balasan ke abumaulid Batalkan balasan